Rabu, 13 Oktober 2010

Untuk memperkuat gording dari lendutan, maka diberi trekstang.

Pembebanan trekstang:
- Beban mati
Q = BS. Gording + BS. Genteng
= 9,2 + 59
= 68,2kg
Qy = Q x sin
= 68,2 x sin 30°
= 34,1 kg
- Beban hidup
Py = P x sin
= 100 x sin 30°
= 50 kg

Pmax = = 117,06 kg
Dimensi trekstang:
Jumlah gording n = 11 buah.
tan =
= arc ta0,599
= 30,92°
R x sin = n x Pmax
Maka, R =
Luas dimensi trekstang yang digunakan :
F =
=
Dimana : F = ¼ π d2
d = = 1,41 cm = 1,41 mm 14 mm
Jadi trekstang yang digunakan adalah Ø 14 mm.

2.1 Perhitungan Ikatan Angin
Data-data :
- jarak antar kapstang (dk) = 5,9 m
- jarak gording = 1,18 m
- tekanan angin (PPIUG ’83 psl 4.2 ayat 1:22) = 25 kg/m2








Gaya P’ diambil dari hubungan gording dan ikatan angin yang arahnya sejajar sumbu gording (PPBBI ’87 pasal 7.3 ayat 1hal:64), yaitu :
P’ = (0,01 x Pkuda-kuda) + (0,005 x n x q x dk x dg)
Dimana : n = jumlah trave antar dua batang ikatan angin angin
q = beban atap vertical terbagi rata = 25 kg/m2
dk = jarak kuda-kuda
dg = jarak gording
Pada bentang ikatan angin harus memenuhi syarat berdasarkan PPBBI ’87pasal 7.4 ayat 1:64, yaitu :

Dimana : Atepi = luas bagian tepi kuda-kuda = (a + b)/2 x dg
h = jarak kuda-kuda pada bentang ikatan angin
l = panjang sisi miring tepi atas kuda-kuda
B = ½ lebar bangunan
l = 12,982 x 2 = 25,964 m
Q = n x q x L x dk
Pk = [(a x b)/2 x tekanan angin] : 2

Dimana : a tg 30° = a = tg 30° (1/2 x 16.25) = 4,691 m
b tg 30° = b = tg 30° (12,982-1,18) = 6,814 m
Pk = ( )/2 = 73,594 kg
P’ = (0,01Pk) + (0,005 x n x q x dk x dg)
= (0,01 x 73,594) + (0,005 x 2 x 25 x 5,9 x 1,18)
= 2,476 kg
Atepi =
Q = n x q x L x dk = 2 x 25 x 25,964 x 5,9 = 7659,38 kg
h/L ≥

…………………………………………… (OK)
Dimensi F =
Dimana F = 1/4πd2
d = = 0,444 cm 0,4 cm = 4 mm
Jadi untuk ikatan angin dipakai besi min. Ø 10 mm.

PERHITUNGAN TRESKTANK

Untuk memperkuat gording dari lendutan, maka diberi trekstang.
Pembebanan trekstang:
- Beban mati
Q = BS. Gording + BS. Genteng
= 9,2 + 59
= 68,2kg
Qy = Q x sin
= 68,2 x sin 30°
= 34,1 kg
- Beban hidup
Py = P x sin
= 100 x sin 30°
= 50 kg

Pmax = = 117,06 kg
Dimensi trekstang:
Jumlah gording n = 11 buah.
tan =
= arc ta0,599
= 30,92°
R x sin = n x Pmax
Maka, R =
Luas dimensi trekstang yang digunakan :
F =
=
Dimana : F = ¼ π d2
d = = 1,41 cm = 1,41 mm 14 mm
Jadi trekstang yang digunakan adalah Ø 14 mm.

2.1 Perhitungan Ikatan Angin
Data-data :
- jarak antar kapstang (dk) = 5,9 m
- jarak gording = 1,18 m
- tekanan angin (PPIUG ’83 psl 4.2 ayat 1:22) = 25 kg/m2








Gaya P’ diambil dari hubungan gording dan ikatan angin yang arahnya sejajar sumbu gording (PPBBI ’87 pasal 7.3 ayat 1hal:64), yaitu :
P’ = (0,01 x Pkuda-kuda) + (0,005 x n x q x dk x dg)
Dimana : n = jumlah trave antar dua batang ikatan angin angin
q = beban atap vertical terbagi rata = 25 kg/m2
dk = jarak kuda-kuda
dg = jarak gording
Pada bentang ikatan angin harus memenuhi syarat berdasarkan PPBBI ’87pasal 7.4 ayat 1:64, yaitu :

Dimana : Atepi = luas bagian tepi kuda-kuda = (a + b)/2 x dg
h = jarak kuda-kuda pada bentang ikatan angin
l = panjang sisi miring tepi atas kuda-kuda
B = ½ lebar bangunan
l = 12,982 x 2 = 25,964 m
Q = n x q x L x dk
Pk = [(a x b)/2 x tekanan angin] : 2

Dimana : a tg 30° = a = tg 30° (1/2 x 16.25) = 4,691 m
b tg 30° = b = tg 30° (12,982-1,18) = 6,814 m
Pk = ( )/2 = 73,594 kg
P’ = (0,01Pk) + (0,005 x n x q x dk x dg)
= (0,01 x 73,594) + (0,005 x 2 x 25 x 5,9 x 1,18)
= 2,476 kg
Atepi =
Q = n x q x L x dk = 2 x 25 x 25,964 x 5,9 = 7659,38 kg
h/L ≥

…………………………………………… (OK)
Dimensi F =
Dimana F = 1/4πd2
d = = 0,444 cm 0,4 cm = 4 mm
Jadi untuk ikatan angin dipakai besi min. Ø 10 mm.

Perhitungan Sambungan

Dipakai WF 250x125x6x9
- Mmax = 3005,202 kgm
- Q = 6677,672 kg
- N = 4747,518 kg
- D = Q x cos α + N x sin α
= 6677,672x cos 30° + 4747,518 x sin 30° = 8156,793 kg



Sambungan menggunakan baut dan las.
Pelat penyambung tebal 10 mm.
Dipakai baut Ø19 mm.
Panjang profil = 250/cos 30° = 216,506 mm
Jarak baut :
Tepi = 2 – 3 d → 2Ø = 2 x 19 = 38 ~ 40 mm
Tengah = 10– 3 d → 3Ø = 7x 19 = 133 ~ 100 mm
N1 = 42 = 16 cm2
N2 = 142 = 196 cm2
N3 = 242 = 576 cm2
N4 = 342 = 1156 cm2
N5 = 442 = 1936 cm2
Σy2 = 1344 cm2

N1 =
Untuk 1 baut = ½ x 3880 = 1940 kg
tarik baut =
=
= 684,25 kg/cm2 < 0,7 x 1600 = 1120 kg/cm2 PPBBI 87 pasal 8.2 ayat 1:68

Akibat Gaya Lintang dan Gaya Normal
Maka sambungan iris tunggal
0,393d = 0,393 x 1,9
= 0,747 < 1,0
Geser menentukan
τ =
= 287,83 kg/cm2< 0,6 x σ ijin = 960 kg/cm2(PPBBI 87 pasal 8.2 ayat 1:68)
σi =
=
= 772,943 kg/cm2 ≤ σ ijin = 1600 kg/cm2 ……………………… (OK)


Perhitungan Las
Tebal las badan = 1/2 x 5,5 = 3,89 ~ 3 mm = 0,3 cm
Tebal las sayap = 1/2 x 8= 5.65 ~ 5 mm = 0,5 cm
Statis momen las terhadap las bagian bawah;
S2 = 2 (5,95x 0,6) x (1,5) = 7,04 cm3
S3 = 2 (18,2 x 0,4) x (10,3) = 149,968 cm3
S4 = 2 (5,95x 0,6) x (19,1) = 136,374 cm3
S5 = 2 (5,975x 0,6) x (20,6) = 147,084 cm3
S6 = 2 (27,1 x 0,4) x (29,2) = 633,056 cm3
S7 = 2 (5,95x 0,6) x (47,4) = 338,436 cm3
S8 = 12,5 x 0,6 x (48,6) = 364,50 cm3
S total = 1776,558 cm3

Luas Las = S1+S2+S3+S4+S5+S6+S7+S8
Luas las = (12,5X0,6) + 2(5,95X0,6) + 2(18,2X0,4) + 2(5,95X0,6) + 2(5,95X0,6) + (27,1X0,4) + 2(5,95X0,6) + (12,5X0,6)
= 79,8 cm2
Yb = cm
Momen Inersia Las terhadap titik berat las;
1/12bh2 + FA2
Ix1 = (1/12 x 10 x 0,63) + 5(15,40)2 = 1185,98 cm4
Ix2 = 2 (1/12 x 4,7x 0,63) + 4,7(13,90)2 = 1029,24 cm4
Ix3 = 2 (1/12 x 0,4 x 14,63) + 11,2(6,7)2 = 908,26 cm4
Ix4 = 2 (1/12 x 4,7 x 0,63) + 4,7(1,697)2 = 23,14 cm4
Ix5 = 2 (1/12 x 4,7 x 0,63) + 4,7(0,197)2 = 1,10 cm4
Ix6 = 2 (1/12 x 0,4 x 14,7) + 11,76(8,45)2 = 1051,46 cm4
Ix7 = 2 (1/12 x 4,7x 0,63) + 4,7(15,7)2 = 1158,67 cm4
Ix8 = (1/12 x 10 x 0,63) + 5 (17,20)2 = 1479,38 cm4
Ix total = 6837,23 cm4

Wb = Ix/yb
Wb = 6837,23/17,20 = 397,51 cm3
Wa = Ix/ya
Wa = 6837,23/15,41 = 443,98 cm3

Kontrol Tegangan
- Akibat Momen

- Akibat Gaya Normal

- Akibat Gaya Geser

(PPBBI ’87 Pasal 8.5 : 75)
=
= 305,68 kg/cm2 < 0,7 x 1600 = 1120 kg/cm2 …………. (OK)
(PPBBI 87 pasal 8.2 ayat 1:68)

PONDASI

DEFINISI PONDASI
Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem struktur yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur bagian atas kelapisan tanah bagian bawah, tampa mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan tanah (setlement) yang berlebihan.
Jenis pondasi berdasarkan kedalaman, dapat digolongkan menjadi tiga jenis
1. Pondasi Dangkal
a. Pondasi umpak
Umpak adalah pondasi dari pasangan batukali atau pasangan batu bata untuk beton yang dipasang pad tempat dimana diatasnya ada tiang kolom. Umumnya dipakai sebagai tumpuan rumah panggun.
2. Pondasi Pasangan Batu Kali
Pondasi ini untuk rumah tidak bertingkat atau bangunan lain yang bebannya relative ringan
3. Pondasi Telapak (plat beton bertulang)
a. Platumpuan
• Pelat setempat
Pelat ini umumnya berbentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang, yang dipasang pada titik atau tempat tertentu. Disudut-sudut ruangan. (ada kolom) dan pada kolom-kolom pada dinding yang memanjang.
• Pelat menerus terdiri dari :
1. Menerus satu arah (melintang atau memanjang arah bangunan)
2. Menerus dua arah (melintang dan memanjang arah bangunan)
Dipasang apa bila pelat menerus satu arah tidak memenuhi daya dukung yang diharapkan, sehingga harus dipasang dua arah. Tentunya tetap memperhatikan keamanan dari segi teknis, ekonomi dan work ability.
b. Plat penuh antara lain:
• Pondasi rakit
Pondasi rakit adalah berupa plat beton bertulang yang luas, berfungsi untuk mengantari dari satu kolom atau beberapa kolom dengan tanah dasar . Pondasi ini dapat menopang gedunug bertingkat banyak, tendon air minyak , mesin, peralatan industri, dan bangunan berat lainnya. Terutama memiliki luasan besar.
Jenis jenis pondasi rakitan lazim, (a) plat rata, (b) pelat yang telapak ada dibawah kolom, (c) balok dan plat, (d) plat dengan kaki tiang, (e) dinding ruang bangunan bawah tanah sebagai bagian pondasi telapak.
• Pondasi sarang laba-laba
Merupakan pengem bangan dari pondasi rakit yang bagian bawah plat beton monolit diperkuat dengan balok rib atau pengaku kearah bawah, pemasangan balok rib kearah memanjang , melintang dan arah dia gonal.
• Pondasi cakar ayam
Element utama adalah plat beton seperti pondasi rakit maupun pondasi sarang laba-laba. Sebagai pengaku sekaligus penahan daya dukung, bagia bawah plat secara monolit dipasang pipa beton bertulang posisi berdiri. Besarnya diameter pipa beton, ketebalan danserta dalamnya tergantaung yang dipikul dan kondisi tanah (melalui proses perhitungan). Serta dilakukan perbaikan tanah.
c. Pondasi Kombinasi
Pondasi ini dimaksudkan untuk efisiensi serta workability tidak meninggalkan dari teknis atau perhitungan. Variasi kombinasi tergantung kreativitas perencana, kebutuhan konstruksi serta efisien , sebagai contoh:
• Pelat setempat dengan pasangan batu kali
• Plat setempat , plat menerus, dengan pondasi rakit.
Kombinasi sesama jenis pondasi plat masih lazim digunakan mengingat fungsinya struktur atasnya yang berbeda serta kondisi tanah yang berbeda pula. Walaupun masih dalam luasan satu denah bangunan.
• Alas an mengunakanpondasidalam, karna kegahalan daya dukung tanah pada pondasi dangkal yang menerima beban besar, walau ukuran dasar pondasi diperbesar, sehingga alternative terbaik dan aman adalah menggunakan pondasi dalam. Pondasi dalam mampu meneransfer beban besar dari struktur bangunan kelapisan tanah yang dalam sehingga dapat dicapai daya dukung yang lebih besar (termasuk gaya angkat akidat tingginya muka air tanah maupun pengaruh gaya gempa).
1. Pondasi tiang pancang
Tiang pancang mempunyai keuntungan dari segi waktu karna dapat dimaksimalkan dengan cepat, kualitas lebih terkontrol